Skip to main content

Pakaian Atasan Pria Tanpa Lengan Suku Pazeh Kelompok Pingpu

Pakaian Atasan Pria Tanpa Lengan Suku Pazeh Kelompok Pingpu

P 43 cm × L 27 cm

Abad Ke-19

Seperti suku aborigin lainnya, pakaian tradisional kelompok Pingpu termasuk dalam sistem ”pakaian persegi”, saat membuat pakaian sehari-hari dan pakaian ritual mereka menggunakan cara “memotong” daripada “menjahit". Karena kelompok Pingpu memiliki kontak yang lebih awal dengan orang Han, maka kebiasaan hidup dan unsur budaya mereka lebih banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Han serta pertukaran barang di pasar. Budaya dan pakaian tradisional kelompok Pingpu terus menyusut di banyak lokasi, tidak hanya beberapa teknik pembuatan khusus yang telah hilang (seperti pakaian “dagobum” dari kulit pohon), banyak pakaian mereka telah diubah menjadi pakaian Han hinggal awal abad ke-20, hanya di daerah pedalaman atau daerah seperti Puli, Kavalan, Qishan dan Liugui, masih dapat ditemukan jejak budaya pakaian di mana suku Han masuk lebih akhir. Pakaian tradisional suku Pazeh merupakan budaya langka yang masih tersisa.  

Atasan pendek tanpa lengan untuk pria ini merupakan kostum upacara ritual, berkerah bulat dan simetris yang diikat dengan dua tali, akan tetapi pada bagian di bawah ketiak tidak dijahit, pakaian ini termasuk jenis “pakaian tarik” yang langka. Terbentuk dari dua lembar kain tenun dengan benang linen berwarna merah, biru, putih, hijau, serta serat emas Dendrobium yang dijahit dan dibentuk menjadi sebuah pakaian. Bagian depan dan bagian punggung dipenuhi dengan desain berpola rumit dan berbentuk simetris, termasuk diantaranya pola yang berbentuk belah ketupat, pola bunga dengan delapan kelopak, pola yang berbentuk gunung, serta pola garis. Diperkirakan merupakan pakaian suku Pazeh yang digunakan sekitar tahun 1910-1920. Dengan menggunakan serat Dendrobium sebagai unsur pembuatan pakaian, atasan ini merupakan bagian lanjutan dari pakaian “dagobum” yang dibuat di masa-masa awal.